Cerita Seks Bersambung – Novia tersenyum melihat penis anaknya yang sudah menegang maksimal walaupun ukurannya terbilang sedang. Sedangkan Dennis merasa begitu malunya telanjang dengan penis tegang mengacung di depan mamanya yang juga telanjang bulat ini. Dia berusaha menutup-nutupi kemaluannya dengan tangannya.
“Gak usah ditutup-tutupi segala sayang, kan mama sendiri.. lagian mama juga udah pernah lihat” goda Novia. Memang Novia sudah pernah melihatnya, tapi itu beberapa tahun yang lalu. Sekarang sungguh berbeda, usia Dennis sudah jauh bertambah dan tanda-tanda kelakiannya sudah muncul. Dennis dengan masih malu-malu akhirnya membuka juga tangannya.
Mereka akhirnya mandi bersama, Novia berusaha untuk tidak terlalu memperdulikan Dennis yang mupeng berat agar Dennis tidak tambah malu. Busa sabun yang tadi menutupi selangkangan Novia kini sudah terbilas bersih dengan air, sehingga kini Dennis bisa melihat vagina beserta bulu kemaluan milik mamanya lagi yang sudah lama tidak dilihatnya. Novia juga membantu Dennis menyabuni punggung Dennis dan membasuh rambut Dennis dengan busa sampo selayaknya ibu yang perhatian pada anaknya. Selama acara mandi tersebut penis Dennis selalu ngaceng, tentu saja karena terangsang karena keadaan ini.
Akhirnya acara mandi itu selesai juga, mamanya keluar dari kamar mandi terlebih dahulu. Tapi sebelum keluar mamanya mengatakan sesuatu yang membuat Dennis jadi terkejut dan malu.
“Kamu pasti udah gak tahan kan? kamu keluarin deh.. tapi jangan lupa dibersihin.. hihi.. mama ke kamar dulu yah” bisik Novia menggoda kemudian keluar dari kamar mandi. Sungguh malu Dennis karena mamanya mengetahui bebannya itu. Setelah mamanya keluar dan menutup kamar mandi, Dennis beronani menuntaskan nafsunya yang sudah sedari tadi diubun-ubun. Tentu saja yang menjadi objek onaninya kali ini adalah mamanya.
Setelah saat itu, Novia semakin berani saja menggoda anaknya Dennis. Dia bahkan pernah hanya mengenakan kemeja dan celana dalam saja ketika hanya berduaan dengan anaknya di rumah. Saat Novia menyusui bayinya, dia tidak berusaha menutup-nutupi padangan Dennis ke arah buah dadanya, bahkan membuka kedua payudaranya sekaligus. Intensitas onani Dennis semakin bertambah karenanya, tentu saja selalu mamanya yang menjadi objeknya. Pernah saat mandi bersama dengan Dennis lagi, dia bahkan berada disana menyaksikan anaknya onani di depannya.
“Gak apa nih ma? Dennis malu nih..”
“Iya gak apa, mama tahu kok kalau kamu sering bayangin mama. Kali ini mama kasih bonus deh.. mama bakal temanin kamu, gak perlu cuma ngayal lagi kamunya..” kata Novia menggoda Dennis. Darah Dennis berdesir mendengarnya, walaupun malu dia sebenarnya senang bukan main mamanya mau menemaninya, bersedia membantunya onani dengan memandangi tubuh telanjang Novia langsung. Dennis akhirnya mulai beronani, dia mengocok penisnya sendiri. Sungguh berbeda sekali rasanya dengan hanya bisa membayangi, karena kini mamanya berada di depannya langsung. Bersedia tanpa paksaan menyerahkan tubuh telanjangnya menjadi objek onani anaknya.
Novia hanya tersenyum saja selama anaknya beronani tersebut, membuat Dennis makin belingsatan. Tidak butuh waktu lama bagi Dennis untuk keluar. Itu karena sensasi yang dia alami kali ini jauh lebih luar biasa dari pada hanya dapat membayangi mamanya saja. Mamanya tertawa renyah melihat anaknya ejakulasi begitu cepatnya. Tapi dia dapat memaklumi karena anaknya memang masih hijau dalam urusan begini.
“Udah keluar yah sayang? Enak kan? enakan mana dari pada ngebayangin doang?” goda Novia.
“Enakan ini mah..” jawab Dennis malu.
“Hihi.. kalau kamu mau boleh kok kapan-kapan minta mama bantuin kamu lagi” kata Novia tersenyum sambil mengedipkan mata kirinya ke Dennis. Dennis senang bukan main mendengar tawaran mamanya tersebut.
“Eh.. tapi ngomong-ngomong tadi kamu keluarnya cepat amat”
“Gak tau nih ma.. keenakan sampai gak tahan Dennis” jawab Dennis malu.
“Hihihi.. iya.. mama maklum kok. Udah sana keringkan badan kamu. Mama masih mau lanjutin mandi, ini biar mama yang bersihin” kata Novia menyiram genangan sperma Dennis.
Sebenarnya Novia menyuruh Dennis keluar karena dia juga merasa horni, dia ingin sedikit bersenang-senang dengan melakukan masturbasi dahulu sebelum menyelesaikan acara mandinya. Setelah Dennis keluar dan pintu tertutup. Novia berbaring di atas lantai kamar mandi berlapis marmer yang dingin, meskipun lantai itu terkesan kotor tapi dia tidak peduli lagi. Aksinya terhadap Dennis tadi betul-betul sudah membakar birahinya, dia ingin segera menuntaskan nafsunya. Dia mainkan vaginanya sendiri menggunakan jarinya, mengusap-ngusap klirotisnya sendiri. Tapi entah kenapa dia malah memikirkan Dennis, mungkin karena aksi nakalnya tadi yang cukup berani.
“Ohh.. Dennis.. kamu nakal sayang, onani di depan mama.. nggmmhh..” racau Novia berbicara sendiri sambil mengusap-ngusap klirotisnya.
“Kamu nakal Dennis.. mesum ke mama kamu sendiri.. oughh.. kamu mau ngentotin mama kamu sendiri? Nih.. boleh.. masukin gih..” racaunya lagi. Dia masukkan jarinya sendiri ke dalam vaginanya setelah mengatakan hal itu. Dia aduk-aduk vaginanya sendiri menggunakan jarinya sambil terus meracau sendiri.
“Iyaah.. terus sayang.. entotin mama sayang.. yang kencaaang.. ougghh” Dia terus memainkan jarinya di vaginanya sendiri selama beberapa saat serta memilin-milin putingnya hingga air susunya merembes keluar.
“mama mau sampai sayang.. kita keluar barengan.. terus sayang.. iya.. teruuusss.. mama sampaaaaaiiiiiiii.. aaaaahhhhhhhh…” lenguh Novia cukup kuat saat dia klimaks, dia tidak peduli kalau lenguhannya itu bisa terdengar oleh Dennis. Novia baru tersadar apa yang baru saja dia katakan saat masturbasi tadi, membayangi kalau dia bersetubuh dengan Dennis anaknya. Dia sendiri bingung kenapa sampai membayangi hal tersebut, tapi dia tidak memungkiri sensasi nikmat berbeda yang baru saja dia alami. Apakah itu nikmatnya sensasi incest? Pikirnya.
Setelah saat itu Dennis beberapa kali mengajak Novia mandi bersama, tentu saja selalu disertai dengan onani di depan mamanya. Dia yang awalnya malu-malu, sekarang tidak segan lagi untuk mengajak dan meminta bantuan mamanya. Tidak jarang juga Novia melanjutkan masturbasi sendiri setelah itu, baik di kamar mandi maupun di kamar. Seiring waktu berlalu, Novia mulai menggunakan tangannya membantu Dennis onani. Mengocok penis anaknya dengan tangannya sendiri, sebuah kemajuan yang luar biasa dan cukup gila yang dilakukan oleh mereka. Novia juga mempersilahkan anaknya untuk ngomong kotor padanya.“Gak apa mah? gak usah deh ma.. gak sopan rasanya” kata Dennis berusaha menolak walaupun dia sebenarnya mau.
“Hihi… Gak apa kali sayang.. kan pasti lebih enak, gak perlu ditahan-tahan lagi kalau kamu mau ngomong yang jorok-jorok ke mama.. keluarin aja dari mulut kamu apa yang kamu pikirin” kata Novia tersenyum manis sambil meneruskan mengurut penis anaknya.
Lanjut Baca
- Cerita Seks Bersambung – Anakku ajak Temannya setubuhiku Part 1
- Cerita Seks Bersambung – Anakku ajak Temannya setubuhiku Part 3
- Cerita Seks Bersambung – Anakku ajak Temannya setubuhiku Part 4
- Cerita Seks Bersambung – Anakku ajak Temannya setubuhiku Part 5
- Cerita Seks Bersambung – Anakku ajak Temannya setubuhiku Part 6
Baca juga
- Cerita Dewasa Bersambung: Kenikmatan Tante Girang
- Cerita Seks Bersambung Birahi Ibu dan Anak
- Cerita Panas Bersambung Bugil dengan Pembantu
- Novel Dewasa: Seks Teman Kantor
- Cerita Dewasa: Seks Kebaya Merah
- Cerita Panas: Tukang Kebun Besar Kali
- Novel Erotis Istri Selingkuh
- Wattpad Dewasa Ngentot Anak SMP