Kongjones.com – Yang menyembur diwajahnya ia ratakan sehingga wajahnya mengkilap karena air pejuhku. Akus emakin terangsang melihat gadis berjilab melakuka nhal itu. Tanpa membuang waktu lagi, aku yang mempunyai stamina dan birahi yang berlipat segera kembali mendorong badannya agar bersandar di dinding kayu gubug itu. Bibirnya yang indah dengan lipgloss itu kulumat dengan penuh birahi. kurasakan siswi berjilbab itu mulai mendesah dan menggeliat menahan birahi.
Baca cerita: Ngentot Ukhti
Kuremas-remas dadanya yang sudah menunggu dari tadi untuk dinikmati lagi. Kuraba-raba lagi mem3k si Rina, pinggangnya menggeliat menahan nikmat sekaligus geli yang demikian hebat sampai pahanya merapat lagi. Kembali kusingkapkan rok abu-abunya ke perutnya, setelah tadi sempat turun lagi, sengaja tidak kupelorotkan CD- nya, karena aku ingin melihat pemandangan indah dulu. Wow, CD-nya pink tipis berenda dan mungil, sehingga dalam keadaan normal kelihatan jelas bulu-bulunya.
Lalu aku berlutut didepan selangkangannya. Kakinya kubuka diiringi desahan tertahan gadis SMU berjilbab berwajah cantik itu. Tangan kirinya menutup mulutnya seakan berusaha menahan nafsu birahi yang tak tertahankan. Tangan kanannya ada dipundakku, namun tidak berusaha menahan ketika aku maju dan mulai menjilati kedua pahanya dari bawah sampai ke pangkalnya, lalu kucium aroma lembab dan agak amis dari mem3knya yang membuat laki-laki manapun semakin bernafsu. Kujilat sekitar pangkal paha tanpa mengenai mem3knya, yang membuat Rina semakin kelojotan.
Kupelorotkan CD-nya pelan-pelan sambil menikmati aroma khas mem3knya, lalu kujilat CD bagian dalam yang membungkus kemaluannya. Sesaat aku terpesona melihat mem3knya, bulunya yang tertata rapi tapi pendek-pendek, bibirnya yang gundul mengkilap terlihat jelas dan rapat, di tengah-tengahnya tersembul daging kecil. Mem3k yang masih suci ini semakin membuatku bergelora, kont0lku mulai berontak lagi minta dipijat Rina. Mulutku sudah tidak sabaran untuk menikmati sajian paling lezat itu, lidahku mulai bergerilya lagi. Pertama kujilati bulu-bulu halusnya, rintihan Rina terdengar lagi.
Baca cerita: Ngentot Ukhti
Terbukti titik lemah Rina ada di mem3knya, begitu siswi berjilbab itu menggerakkan pantatnya, dengan antusias lidahku menari bergerak bebas di dalam mem3knya yang sempit (masih aman karena selaput dara berada lebih ke dalam). Begitu sampai di klitorisnya (yang sebesar kacang kedelai), langsung kukulum tanpa ampun
“Akhh.. sstt.. ampuun… aduuhh.. enaaak.. stt” racau gadis perawan SMU berjilbab itu sambil menggeleng-geleng kepalanya yang masih terbungkus jilbab menahan serbuan kenikmatan yang menggila dari lidahku.
Dengan gerakan halus, kuusap-usap klitorisnya dan siswi berjilbab itu makin kelojotan dan tidak begitu lama terjadi kontraksi di mem3knya. Aku tau Rina akan klimaks lagi, makin kupercepat permainan lidahku. Sesaat kemudian, sambil tangan kirinya semakin menutup mulutnya semakin erat,gadis berjilbab berseragam abu- abu putih itu menjerit sambil badannya meregang.
Mengalirlah dengan deras cairan cintanya itu, tentu saja yang telah kutunggu-tunggu itu. Kujilati semua cairan yang ada sampai mem3knya mengkilap bersih, rasanya segar, gurih dan enak sekali. Beberapa saat, kubiarkan Rina istirahat sambil tersengal-sengal mengatur napas terduduk lemah dibangku panjang digubug itu, bersandar didinding. Aku duduk disebelahnya lalu kupeluk erat dengan mesra, kukecup keningnya, dan kedua pipinya. Sambil memandangku, wajahnya tersenyum malu.
Nampak wajahnya merah padam setelah mengalami orgasme, serta malu karena melakukannya denganku. Aku menduga baru kali ini siswi berjilbab itu merasakan nikmat begitu dasyat, sampai lemas sekujur tubuhnya. Setelah nafasnya mulai normal, kuciumi bibirnya dengan lembut. “Nikmat sekali kan Rin? Ingin lagi? Masih kuat kan?” kataku dengan mencium bibirnya lagi.
Gadis cantik berjilbab itu hanya diam sambil memalingkan wajahnya, namun tidak ada penolakan dari tubuhnya.
Kupalingkan lagi wajah cantknya menghadapku dan kucium rada lama bibirnya dengan lembut.
Baca cerita: Ngentot Ukhti
Pelan-pelan aku kembali memosisikan tubuhku dihadapannya. Kont0lku tepat berada didepan mem3knya. Kulepaskan celana dalam seksinya, lalu lambat- lambat kumajukan pinggulku, menggesekan kont0lku ke mem3knya. “Oh..hmm..” gadis manis berjilbab itu kembali mendesah bergairah, pasrah kusetubuhi ditengah hutan yang sunyi itu.
Baju seragam SMU nya sudah teronggok dilantai gubug, disamping celana dalamnya. Wajah gadis alim berjilbab itu yang pasrah membuatku nyaris tidak mampu mengendalikan birahiku.
Kulumat bibirnya dengan rakus, tanganku bergerak ke bawah dan menggenggam kont0lku, semakin intens
menggesek-gesekkan kont0lku ke mem3k ranumnya, membuat siswi berjilbab itu semakin menggelinjang karena rangsanganku. Sembari melumat bibirnya, tangan kiriku turun mengusap payudaranya dengan gerakan melingkar di bawahnya menuju ke arah puting lalu menyentil dan memilin pentil gadis cantik berjilbab itu.
Kemudian gantian punggungnya kuusap dengan usapan ringan sampai siswi berjilbab itu merasa kegelian. “Ohh.. Maas.. auughh.. gelii… Nikmat Maas..!!” tangan kanan gadis berjilbab itu mencengkeram erat pundak kiriku sampai membuat pundakku lecet karena kukunya, sementara secara refleks tangan kirinya mulai ikut meremas-remas buah dada kirinya.. kakinya membuka lebar melingkar dipingganggku.
Tatapan gadis berjilbab itu sayu, dikuasai sepenuhnya oleh nafsu birahi. nafasnya memburu. Siswi berjilbab itu memejamkan matanya. Desahan dam rintihannya semakin keras ketika kuciumi kening, pipi dan kujilat dan kugigiti daun telinganya dari
luar jilbabnya. “Rina, tahan yaa.. mas akan kasih kenikmatan buatmu.. tapi awalnya bakal sakit sedikit.. tapi kalo dah kebiasa pasti enak kok..”kataku menenangkan gadis manis berjilbab lugu itu yang akan kurenggut keperawanannya.
“mmhh… pelan yah mas.. Rina takut..” desahnya, namun tanpa penolakan karena sudah pasrah 100%.
Baca cerita: Ngentot Ukhti
Dengan birahi yang sudah di ubun- ubun, aku mengangkat sedikit pantat Rina, untuk memberi posisi nyaman pada persetubuhan ini. Kupegangi kedua belah pahanya dan semakin kubuka kakinya lebar-lebar. Terlihatlah belahan mem3knya agak kehitaman dengan bagian dalam yang kemerahan, dihiasi rambut tipis. “Aahh..”, Rina melenguh panjang, badannya goyang kekanan kekiri, kuberikan rangsangan tambahan.
Kujilati pusar dan perutnya, lalu ke paha dan betisnya. Kugigit dekat pangkal pahanya sampai memberkas merah.
“Mass.. Kamu.. Oh.., sudah.. Rina nggak tahan..”.
kutatap wajahnya dengan tatapan menenangkan. Matanya sayu pasrah. Ia menggigit bibir bawahnya berusaha menahan birahi dan mempersiapkan diri pada rasa sakit yang kukatakan akan dirasakannya. Susah payah kumasukkan kont0lku yang sudah keras dan besar ke mem3knya yang becek, dan.. Blesshh.. “Ouuhh.. Ohh..”.
Aku mulai memasukan kont0lku ke liang mem3knya pelan-pelan. Sulit sekali memasukan kont0lku ke liang mem3k gadis manis berjilbab itu saking rapatnya. Rina berteriak, “Ahhh… sakiiittt mas!” Aku yang tidak peduli karena sudah terlanjur nafsu memulai melakukan gerakan maju- mundur dengan pelan-pelan.