Cerita Ngentot Bersambung – “Sayangg… Ayoo makan, sarapan sudah siapp…” teriak Mama dari lantai bawah.
“Iya Ma, sebentar” sahutku sambil mempercepat mengancingkan kemeja sekolahku. Setelah selesai, akupun segera menuju ke bawah.
Tampak seluruh anggota keluargaku sudah berkumpul. Papa sibuk membaca koran sambil menyantap roti bakar, dia sudah terlihat rapi dan siap untuk berangkat berkerja, tentunya mengantarkan kami ke sekolah terlebih dahulu. Papa adalah seorang pengusaha sukses. Dia cukup sering tidak berada di rumah karena terlalu sibuk mengurusi pekerjaannya. Papa sering melakukan perjalanan bisnis, hampir setiap minggu dan itupun kadang sampai berhari-hari tak pulang. Maklum perusahaannya sedang berkembang pesat dan membuka cabang di berbagai kota.
Kedua adikku Andra dan Bobi juga sudah di sana. Berurutan mereka kelas 5 SD dan 2 SMP. Aku sendiri sudah kelas 2 SMA. Umur kami memang masing-masing berjarak 3 tahun. Usiaku saat ini 16 tahun.
Dan tentu saja yang tidak ketinggalan adalah wanita yang paling cantik di rumah ini, yaitu mamaku. Dia tetap terlihat telaten mengurusi kami meskipun kini sedang hamil. Mamaku
bernama Lisa, umurnya 35 tahun. Masih sangat muda memang karena dia menikah waktu umurnya 19 tahun.
“Andi, cepat habiskan serapanmu” seru Papa.
“Iya Pa, tungguin dong…”
“Kamu sih sayang lama amat di kamar mandi, ngapain aja sih?” tanya mama dengan nada menggoda. Dia seperti bisa menebak apa yang aku lakukan di dalam kamar mandi. Namun tentu saja tidak ku jawab yang sebenarnya kalau aku baru saja beronani tadi. Ya, aku tidak pintar-pintar amat di sekolah, tapi untuk urusan bokep aku cukup jago. Maklum untuk jaman sekarang bokep dapat didapatkan dengan mudah, apalagi di rumah terdapat komputer yang langsung terhubung dengan internet. Hampir setiap malam aku biasanya browsing-browsing situs porno yang berakhir dengan masturbasi. Untungnya kamarku
dengan kamar adik-adikku terpisah, jadi aku bisa dengan leluasa nonton film bokep sambil masturbasi.
“Pa, itu mending internet di kamar Andi dicabut aja biar dia nggak malas belajarnya” ancam mama padaku, tapi aku tahu kalau mama tidak serius, ada senyum tersungging di wajahnya.
“Yah, ma… jangan dong, masa dicabut”
“Makanya jangan malas, internet itu untuk mendukung kamu belajar, bukan untuk main game dan buka situs yang aneh-aneh” balas Mama. Duh, apa mama tahu apa yang sering ku buka di internet? Apa dia mengecek history browser komputerku? Namun sepertinya mama hanya sekedar menasehati.
“Aku nggak buka yang aneh-aneh kok… lagian Andra dan Bobi juga ada internet tuh di kamarnya” jawabku membela diri.
Ku lihat mama tersenyum. “Tapi nilai mereka tidak jelek seperti kamu kan?” Mama kembali
memojokkanku yang membuat Andra dan Bobi tertawa, mereka berdua menertawakanku. Sialan. Awas saja nanti.
“Eh, tapi kan ma…”
“Hihihi, iya deh sayang… tapi ingat yah, kamu harus belajar lebih rajin lagi, jangan keluyuran mulu pulang sekolah. Ntar beneran dicabut lho internetnya” ujar mama akhirnya.
Huh, aku lega mama tidak benar-benar mendesak agar internet di kamarku di cabut. Mama
memang sangat baik dan perhatian. Setelah selesai serapan kamipun berangkat ke sekolah.
“Ingat yah belajar yang bener”
“Iya ma…”
Mama lalu mengantar kami ke depan, dia mencium pipi anak-anaknya bergantian, kemudian mencium pipi dan tangan Papa. Itulah yang aku ketahui tentang mama. Seorang ibu yang sangat baik dan penyayang kepada anak-anaknya. Seorang istri yang setia pada suaminya. Tidak hanya di rumah, mama juga sangat baik dan ramah kepada para tetangga.
Meskipun aku tahu kalau dari dulu banyak pria-pria di luar sana yang sering mencuri-curi pandang kepadanya karena kecantikan mama. Tapi ku tahu mama sangat disegani dan dihormati.
“Hati-hati di jalan yah…” ucap mama pada kami semua. Kamipun pergi, meninggalkan mama sendirian di rumah…
“Hei Ndi, ngapain cepat pulang? yuk main PS dulu” ajak temanku. Hari ini kami memang cepat pulang karena guru rapat. Tapi aku memang ingin cepat pulang, biar mama tahu kalau aku ini memang bukan anak bandel yang suka kelayapan. Selain itu, aku juga ingin menonton video jav yang baru saja ku download tadi malam.
“Ah, malas gue, pengen cepat pulang aja, bye” jawabku.
“Ah… Lo… ya sudah kalau gitu”
Akupun langsung pulang. Singkat cerita akupun sampai di rumah. Aku menemukan sepasang sendal di teras depan. Aku tidak tahu itu punya siapa. Ada tamu? Aku yang penasaranpun segera masuk ke dalam rumah, ternyata pintu juga tidak terkunci.
Saat aku di dalam aku langsung mendengar suara cekikikan mama dari dalam kamarnya. Dengan siapa mama tertawa? Siapa yang ada di dalam kamarnya? Segera aku menuju ke kamar mama, dari celah pintu yang tak tertutup sempurna akupun mengintip apa yang terjadi di dalam.
Astaga! Aku terkejut melihat apa yang aku temukan. Mama sedang duduk berduaan di atas tempat tidur dengan pria lain! Aku pikir mama sedang dibawah ancaman orang itu, tapi ku lihat mama juga merangkul mesra pria itu, lagian tadi aku mendengar mama tertawa.
Jelas kalau mama memang berselingkuh.
Aku begitu kecewa dan sakit hati pada mamaku. Bayanganku tentang mama hancur sehancur-hancurnya. Ternyata dia selingkuh di belakang kami semua. Ingin aku masuk dan melabrak mereka, tapi aku tahan. Aku putuskan untuk melihat dulu apa yang akan terjadi
selanjutnya.
“Lo emang cantik Lisa” puji pria itu sambil membelai rambut mama. Pria itu kelihatannya lebih tua dari mama. Setelah aku perhatikan ternyata dia adalah pak Jupri
! Tetangga kami yang tinggal beberapa rumah dari sini. Orangnya jelek, kulitnya hitam serta berkumis lebat.
Seorang pengangguran. Kenapa mama sampai berselingkuh dengan pria seperti itu!? Sejak kapan mama seperti ini!?
“Mas kemana aja sih? Adek kan kangen…” ucap mama manja. Aku tidak menyangka mama menyebut dirinya ‘adek’ di depan pak Jupri ini. Dari ucapannya aku tahu kalau ini bukan pertama kalinya. Mereka sudah sering melakukannya! Hatiku semakin teriris.
“Kemarin ada urusan di kampung, hehehe” jawab pak Jupri lalu mencium bibir mamaku.
Brengsek! Pria tua bejat! Anjing! Tidak hanya itu, dia sepertinya berusaha meloloskan daster yang dipakai mama. Ku lihat mama membiarkan dan tidak berusaha melawan, bahkan bantu berdiri sehingga daster itu turun merosot dari tubuhnya. Mamaku kini
bertelanjang bulat!
Mereka kembali lanjut duduk berciuman di tepi ranjang. Sambil berciuman mereka
juga saling menggerayangi tubuh masing-masing. Cukup lama. Percumbuan yang sangat heboh dan panas. Ku lihat wajah mama mulai memerah dan mengkilap karena keringat. Mama sudah horni berat.
Pak Jupri lalu merebahkan tubuh mama. Mereka naik dan rebahan di atas ranjang. Dari posisi ku saat ini aku tidak bisa melihat mereka lagi, tapi aku masih terus mendengar suara cipakan, mereka masih lanjut bercumbu. Ingin sekali aku buka pintu lebar-lebar dan melihat
dengan jelas apa yang mereka lakukan.
“Masukin mas… masukin kontol mas ke memek adeeeek” terdengar suara manja mamaku yang cukup mengejutkanku. Aku tidak pernah membayangkan mamaku akan berkata
sevulgar itu, namun kali ini aku mendengarnya langsung. Mama meminta dirinya untuk disetubuhi pria yang bukan suaminya! Gila! Sungguh gila! Apa yang harus aku lakukan!? Ibu kandungku akan disetubuhi pria laiiiin… brengsek!
Seharusnya aku memang melabrak mereka, tapi kenapa aku masih juga menahannya? Aku… malah semakin ingin melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku ingin melihat mama disetubuhi pria itu. Akhirnya aku hanya terus berdiri di sana. Aku hanya bisa mendengar dan membayangkan apa yang sedang terjadi di dalam. Ya, dari yang aku dengar
mereka sepertinya sudah mulai bersetubuh. Suara erangan dan rintihan mereka terdengar sahut menyahut, plus suara kecipak peraduan selangkangan mereka yang terdengar cukup keras.
“Terus mas…. Entotin adek terus… jangan kasih ampun… Adek miliknya mas” rintih mama manja. Sialnya suara rintihan manja mama malah membuat aku menjadi horni. Kenapa denganku ini? Aku kini malah mengelus penisku dari luar celana, bahkan kemudian membuka reselting celanaku dan mengocok penisku.
“Nghh….”
“Ssshhh…. Iya mas, teruuuussss”
“Arrghhhh sshhhh”
“Ugh… anjing… nikmat bener nih memek, gak pernah bosan gue”
“Ssshhh… Iya mas, genjot adek terus”
Suara racauan mereka terus terdengar. Aku lebih terfokus pada suaranya mama yang membuat aku sangat horni. Hingga akhirnya kocokanku semakin cepat, aku tidak kuat lagi. Akupun muncrat! Supaya tidak berceceran sembarangan aku menampung spermaku yang keluar dengan tanganku. Aku juga menahan suara dan nafasku agar tidak ketahuan.
Mereka masih terus bersetubuh. Sebenarnya aku masih ingin terus di sana, tapi aku tidak ingin ketahuan. Aku rasa sudah
Part Selanjutnya… Part 2
***
Baca Juga
- Cerita Dewasa Bersambung: Kenikmatan Tante Girang
- Cerita Seks Bersambung Birahi Ibu dan Anak
- Cerita Panas Bersambung Bugil dengan Pembantu
- Novel Dewasa: Seks Teman Kantor
- Cerita Dewasa: Seks Kebaya Merah
- Cerita Panas: Tukang Kebun Besar Kali
- Novel Erotis Istri Selingkuh
- Wattpad Dewasa Ngentot Anak SMP
- Cerbung Ngeseks Dengan Kakak Dan Adik Kandungku
- Ketahuan Coli Jadi Ngewe sama Bibi
- Ngentot Ukhti di Hutan
- Istri yang Diperkosa Supir
- Dibantu Intan di Kamar Mandi
- Hilangnya Perawan Pramugari